siang...siang yang begitu panas.. membuat hatiku juga terasa panas saat mengetahui kau akan pergi...........
M. RIMBA SAPUTRA adalah orang yang ku maksud,  dia yang selalu memberi aku nasihat, menjaga aku disaat aku sakit, mengerti apa yang sedang aku rasakan. namun sekarang dia pergi , pergi meninggalkan aku dan sejuta kenangan kami.
dimulai dari hari sabtu tanggal 2 Juni aku tau kalau nanti kakak mau pergi tapi tanggal 3 aku bermain kerumah kak rimba ternyata kak rimba sedang berda disawah membantuh ayah ny  bekerja aku dan yuli pun berniat membantu kak rimba hari-hari kami lalu bersama sampai sore aku mengetahui kalau Marleni menyukainya, entah apa yang ada dipikiranku , aku pun merasa lemah tak sanggup berdiri dan berjalan , padahal pada saat  itu kami sedang asyik menikmati pemandangan di sawah kepunyaan kak rimba.
aku pun berniat untuk duduk dibawah pohon karet yang terletak di pinggir sawah. terdengar orang memanggilku..
"intan..ohh"
"ohh marleni, ngpe mar..?
"ngape kau cak itu, ape gara-gara kau sms aku tadi eh"
"ohh dak ape ape ohh.. dasar bhe aku ikak..."
"beno bhe tan laju dak lemak nah aku dengan kau..."
ketika aku mau menjawab pertanyyan marleni tiba-tiba ada yang memanggil ku dan aku merasa suara itu sudah tidak asing lagi di telingga ku...
"dek, payo kesikak lah..."
"lajulah kak aku keret.."
"nah,, kalo kau dak kesikak kakak balek, dan malam ikak dak jadi acara eh"
aku pun tidak dapat berkata apa-apa...dan marleni pun melanjutkan perjalanan nya.. tapi tiba-tiba dia menangis.. entah apa yang membuat dia menangis... aku merasa tidak enak dengannya dan aku pun mulai mendekatinya dan bertanya tiba-tiba yuk haryati datang dan mengajak marleni pergi untuk bicara berdua..
kak rimba mendekati ku
"ngape dek kau tu..??''
"dak ape-ape kak, "
"dak ape-ape nian ape"
"nian oh.."
"ohh sms ikak ape??"
"ehmm...."
"dak dek, kakak tu cuma nak kakak adek be dengan die tu, dak ade tenang be.."
"nah,, ngape kak ngomong cak itu, dak ade ohh dasar be aku tu kak"
"aoh payo bejalanlah"
aku pun tak berani mendakati kak rimba lagi walau aku tau dia adalah kakak angkat ku, namun aku merasa ada yang berbeda dengan perasaan aku sekarang. aku merasakan perasaan ini bukan untuk seorang adik ke kakak.namun aku tidak dapat berkata dan membicarakannya kepada orang lain. karena semua anggota pramuka meminginkan kak rimba bersama marleni. namun mereka tidak dapat memikirkan apa yang akan terjadi di depan kalau marleni dan kak rimba jadian, aku tkut kak rimba nanti di sakit dan terulang seperti yang telah terjadi kepada kak rimba sebelumnya.
aku pun mengirim sms
"kak, maap malam ikak aku dak pacak datang soale aku banyak tugas.."
namun kak rimba menbalas sms ku dengan langsung dari mulutnya sendiri
'dek , banyak jugek budak ikak tugas , tapi maseh datang tulah, bawe be buku mu"
"aku dak pacak kak maap"
pukul 19.40 indah dan kak reno datang kerumah berniat meminjam buku kimia ku namaun aku yang memaikai buku itu karena kami mau ulangan. tiba-tiba datang dedhy bermaksud untukmenjemputku, tanpa berpikir panjang aku pun ikut. tapi aku kecewa ketika tiba disana, aku pikir aku akan dianggap tapi kenyataannya tidak. banyak hal yang kami lakukan disana.. pukul 22.10 WIB aku pulang. dikamar aku memikirkan kak rimba, memikirkan tentang perasaanku...
pada tanggal 5 tepatnya pada hari selasa, aku mengajar pramuka di SD tanjung temiang disana aku memainkan telur dan tepung waktu itu kak bolang sedang ultah sehingga baju ku pun kenah. di perjalanan pulang terdengar suara ponselku berbunyi "tuuuttt.tuuuutt" ternyata kak rimba yang menelponku, lalu ku angkat telpon tersebut sambil menyetir.
"assalammualaikum dek..'
"walaikumsalam kak..ngape"
"lagi dimane..?''
"dijalan nak balek..ngape?"
"boleh mintek tolong dak, ke smp satu dulu jingok kak tobo nak ke tempat calon bumi perkemahan itu"
"ohh aoh kak tunggu.lha"
tiba disana kak rimba mengejek ku..
"aeii mandi telok ames..."(sambil tertawa)
"wew dahh,, tapi maseh belagak tulah kan"(sambil tersenyum)
"ehm.. bebasulah dulu disitu"
"okk bos "
selesai memberishkan muka aku pun menghampiri kak rimba dan mengajak dia pergi cepat-cepat karena hari sudah sore. tiba di lokasi yang dimaksud kami melihat-melihat sebentar dan beranjak pulang ketika mau pulang aku pun menyuruh kak rimba membonceng marleni. aku pun sempat ingin mengeluarkan air mata tapi aku berpikir "kapan lagi kak rimba n marleni pacak cak itu, kak rimba jugek nak pegi , setidak e aku pacak ngeleh marleni tersenyum walau hanya sesaat" (belum selesai)